Rabu, 22 September 2010

Sultan Banjar di pengasingannya Cianjur 1862 - 1904 M


Sultan Hidayatullah Al-Watsiqubillah Pengganti Sultan Adam ketika diasingkan di Cianjur berusia 40 tahun, usia matang untuk memberikan syiar Islam di tanah Jawa,, perjuangannya di tanah Jawa khususnya Jawa Barat memberikan siraman segar setelah sekian tahun kuku kafir Belanda tertancap di tanah Jawa dimulai dengan ditaklukannya Sunda Kelapa ~ 1600 M.

Dengan Cianjur sebagai sentra dakwah beliau maka disekitarnya berdiri beberapa Pesantren.. cikal bakal pematangan umat untuk memberikan perlawanan terhadap kaum kafir,,walaupun tempat pengasingan beliau dekat sekali dengan Istana Gubernur Jendral Belanda di Cipanas tidak menyurutkan Sultan bersama keluarga untuk menyebarkan ilmunya.

Berbondong-bondong orang ramai mendengar Syiar Islam di tempat pengasingan Sultan, makin lama makin ramai.kegigihan terhadap Syiar Islam ini membuat ketakutan lagi bagi pihak Belanda di tanah Jawa. Belanda jeri dengan perjuangan urang Banjar sebelumnya.

Sehingga ditengah2 kampung Banjar (~ 60 orang Banjar yg diasingkan beserta Sultan) di buatlah Kampung Tangsi, Beliau hanya bisa meninggalkan Tangsi itu pada hari Jumat untuk melakukan shalat jumat di Mesjid Agung Cianjur, tentu dengan pengawalan ketat Belanda.

Beliau meninggal pada usia 82 tahun pada tahun 1904 dan dikenal dengan sebutan " Ulama Besar Berjubah Kuning dengan senjata ampuh ditangan " .

Sultan Hidayatullah sempat menjadi Pahlawan Nasional jaman Presiden Sukarno,, setelah itu dicabut dan difitnah pada era Presiden Soeharto,,, dua kepentingan besar dibalik pencabutan gelar Pahlawan ini. akhirnya Urang Banjar wayahini apalagi nang anum2 kada tahu perjuangan urang Banjar Bahari... ~_~,

Illa hadratin Sultan Hidayatullah bin Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam Al-watsiqubillah... Al-Fatihah..